Berikut ini adalah momen dimana kita bisa menjumpai pemakai kimono di Jepang, yaitu sebagai berikut:

Pada pernikahan secara tradisional, sepasang pengantin menggunakan kimono khusus untuk pernikahan. Dan dari pihak keluarga serta beberapa dari undangan yang hadir juga biasanya akan menggunakan kimono resmi.

Dalam budaya Jepang juga terdapat festival Sichi-go-san yaitu perayaan untuk anak-anak ketika mencapai usia 3, 5, dan 7 tahun untuk mendoakan tumbuh sehat anak, dan upacara akil balig yang menandai seseorang telah berumur 20 tahun. Pada saat tersebut juga biasanya kimono akan dipakai.

Kimono juga akan dikenakan pada saat membawakan tarian tradisional Jepang, baik itu pada saat latihan rutin maupun ketika mementaskannya dalam sebuah pertunjukan.

Ada juga momen yang biasanya akan mudah ditemui pemakai kimono di Jepang. Yaitu pada saat musim panas, biasanya akan ada festival musim panas dan melihat peragaan kembang api, yang disebut dengan hanabi. Namun pada saat itu, yang dipakai biasanya adalah Yukata, yaitu kimono tipis yang terbuat dari bahan katun. Warga Jepang akan beramai-ramai menghadiri hanabi bersama keluarga, teman, dan kerabatnya.

Pada saat upacara kelulusan sekolah atau wisuda, juga dapat ditemui pemakai kimono. Terutama dalam wisuda di perguruan tinggi, akan ada (hanya) beberapa wisudawan dan anggota keluarganya yang mengenakan kimono.

Pada jaman ini pemakaian kimono di Jepang lebih diutamakan pada saat-saat tertentu saja, khususnya momen yang berhubungan dengan tradisi atau budaya. Dan hal ini justru dapat menjadi kelebihan utama bagi kimono tersebut.

Karena terbatasnya momen pemakaian kimono di Jepang, maka kimono menjadi sesuatu yang istimewa. Pemakai kimono di Jepang akan menarik perhatian bagi yang melihatnya, karena nilai lebih dari kimono pada saat ini. Bukan hanya sebagai penutup tubuh, tetapi lebih sebagai cara untuk mengekspresikan dan menjaga eksistensi dari budaya asli tradisional Jepang.

Semangat!

Arin Kimono